Pentingnya Menanamkan Konsep Menabung yang Benar kepada Anak Sejak Dini
Hemat pangkal kaya merupakan peribahasa yang sering kita dengar, bahkan sering juga diucapkan. Peribahasa ini mengandung arti bahwa orang yang mampu untuk hidup hemat, maka akan menjadi kaya atau setidaknya berkecukupan dalam hal materi. Untuk itu, hidup hemat menjadi suatu kebiasaan yang penting dimiliki oleh setiap orang.
Salah satu cara untuk hidup hemat adalah dengan menabung. Menabung merupakan suatu kegiatan untuk menyisihkan uang sebagai cadangan yang dapat diambil bila diperlukan. Kebiasaan menabung menjadi sangat penting dalam menunjang kehidupan seseorang di masa depan. Untuk itu, sangat perlu untuk menanamkan konsep menabung yang benar kepada anak sejak dini.
Kebiasaan menabung dapat dilakukan mulai dari lingkungan keluarga, yaitu rumah. Salah satu caranya dengan menabung di celengan. Orang tua dapat membelikan celengan yang disukai anak, misalnya dalam bentuk binatang, tokoh kartun, bola, dan lainnya. Anak dapat menyisihkan uang jajan, kemudian memasukkan ke dalam celengan. Walaupun yang ditabung adalah uang receh, namun lama-kelamaan akan menjadi banyak. Seperti pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Selain itu, menabung juga dapat dilakukan di sekolah. Biasanya mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah ada program siswa menabung yang bertujuan untuk membiasakan siswa hidup hemat. Harapannya dengan anak belajar hidup hemat, maka di masa depan mereka dapat mengelola keuangannya dengan baik.
Selain berhemat, menabung juga dapat menamkan karakter disiplin dan mandiri kepada anak. Selain itu, menabung juga dapat memberikan pengetahuan kepada anak tentang cara mengelola uang (literasi finansial). Untuk itu, kebiasaan menabung sangat penting diajarkan kepada anak.
Namun, terkadang terjadi kesalahan dalam konsep menabung anak. Konsepnya adalah anak menyisihkan uang saku untuk disimpan/ditabung. Harapannya mereka akan terbiasa hidup hemat dan mengelola keuangannya sendiri, sehingga lama kelamaan menjadi kebiasaan yang baik. Tetapi yang terjadi bukan anak yang menabung, tetapi orang tuanya. Para orang tua terlalu sayang dengan anak, hingga mereka menjerumuskan anaknya ke jalan yang sesat. Orang tua akan memberikan uang khusus untuk menabung, selain untuk jajan. Kebiasaan ini tentu akan berdampak negatif, karena anak tidak akan mampu hidup hemat, dan akan terus bergantung pada orang tua.
Seharusnya orang tua bisa lebih bijak dalam menanamkan kebiasaan menabung. Kalau memang orang tua perlu juga menabung, jangan membodohi anak. Menabunglah di bank, koperasi, atau lembaga keuangan lainnya. Bantulah anak untuk menumbuhkan kebiasaan hidup hemat dengan menabung yang benar, agar di masa depan mereka dapat mengelola keuangan dengan baik dan mandiri. Ajaklah anak untuk menyisihkan uang jajannya, sehingga benar-benar anak yang menabung, bukan orang tuanya. Sebagai contoh, misalnya Ayu adalah seorang siswa kelas 5. Ayu setiap hari diberikan uang jajan sebesar Rp10.000,00. Uang jajan itu dapat Ayu sisihkan sebesar Rp2.000,00 per hari, sehingga ia mampu menabung Rp14.000,00 dalam seminggu. Dengan demikian, Ayu telah mampu berhemat dengan menyisihkan uang jajannya untuk menabung.
Kebiasaan hidup hemat dengan konsep manabung yang benar tentu harus selalu dipupuk agar mampu tumbuh subur dalam kehidupan anak dan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan menabung akan membantu anak menjadi lebih bijak dalam menggunakan uang. Mereka akan lebih berhati-hati dalam berbelanja dan hanya membeli barang yang memang diperlukan, sehingga uang yang dimiliki lebih bermanfaat dan tepat guna.
Demikianlah konsep menabung yang benar bagi anak, semoga dengan membiasakan menabung dapat membantu anak dalam mengelola keuangannya di masa depan secara mandiri.
Ayo mulai menabung dengan benar!
Post a Comment for "Pentingnya Menanamkan Konsep Menabung yang Benar kepada Anak Sejak Dini"