Pengertian Coaching
Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi masalah, berorientasi pada hasil, dan sistematis. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.
Choaching dalam Konteks Sekolah
Keterampilan coaching sangat perlu dimiliki oleh seornag guru dalam rangka menuntun murid semua potensi yang dimilikinya untuk mencapai keselamatan dan kebahagian seagai individu dan anggota masyarakat. Dalam prosesnya, murid diberikan kebebasan, tetapi guru bertindak sebagai seorang Pamong yang memberi tuntunan dan memberdayakan semua potensinya agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan Coaching. Untuk itu, sebagai seoran guru harus memahami dan menghayati cara berpikir (Mindset) Ki Hadjar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan Coaching.
ARTI
Pendekatan Coaching selaras dengan Sistem Among sebagai salah satu pendekatan yang memiliki kekuatan untuk menuntun kekuatan kodrat anak (murid). Dalam penerapannya menciptakan ARTI (Apresiasi, Rencana, Tulus, Inkuiri). ARTI harus dipegang erat oleh guru dalam melakukan pendampingan terhadap murid.
Perbedaan Konseling, Mentoring, dan Coaching
Untuk memudahkan pemahaman kita, maka akan dijelaskan menggunaka analogi belajar mengemudi mobil.
Ibu Fina Pernah mengalami kecelakaan, sehingga trauma untuk mengemudi mobil.
Bapak Haris menggali pengalaman Ibu Fina di masa lalu tentang kecelakaan mobil yang pernah dialaminya. Tindakan ini dinamakan Konseling.
Bapak Haris berbagi pengalaman cara-cara yang aman untuk mengemudi. Tindakan ini dinamakan Mentoring.
Bapak Haris mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali kemampuan Ibu Fina dalam mengemudi. Tindakan ini dinamakan Coaching.
Kata-kata kunci untuk membedakan Konselor, Mentor, dan Coach, yaitu:
Konselor akan membantu menyelesaikan masalah klien.
Mentor akan memberikan tips berdasarkan pengalamannya kepada mentee
Coach akan mendorong Coachee menyelesaikan masalahnya sendiri.
Untuk lebih jelas memahami perbedaan antara konseling, mentoring, dan coaching, dapat melihat tabel berikut!
Sebagai seorang guru, untuk menghadapi murid diharapkan dapat berperan sebagai konselor, mentor, dan Coach berdasarkan situasi dan kondisi yang sesuai.
Komunikasi yang Memberdayakan
Komunikasi adalah tentang diri kita, berawal dari dalam kita dan melalui kita. 4 unsur utama yang mendasari prinsip komunikasi yang memberdayakan, yaitu:
- Hubungan saling mempercayai
- Menggunakan data yang benar
- Bertujuan untuk menuntun para pihak untuk optimalisasi potensinya
- Rencana tindak lanjut atau aksi
4 aspek berkomunikasi yang perlu kita pahami dan kita latih untuk mendukung praktik Coaching, yaitu:
1. Komunikasi asertif
Memahami tipe komunikasi akan membantu kita membawa percakapan menjadi efektif dan memberdayakan.
Terdapat tipe Komunikasi Agresif, yaitu orang yang dominan dan mau menang sendiri, pendapatnya harus didengar dan ditanggapi,serta mendominasi pembicaraan. Umumnya komunikator agresif ditunjukkan oleh seorang pimpinan.
Terdapat juga tipe komunikasi pasif, yaitu orang yang cenderung diam, kurang berekspresi, dan tidak mau menyuarakan apa yang dirasakan. Meraka akan menerima keputusan mayoritas.
Yang ketiga, tipe komunikator Asertif yaitu mampu memadukan gaya agresif dan pasif secara tepat manfaat. Pada tipe ini ada kepercayaan diri dan melihat adanya kesamaan hak dalam menyampaikan pendapat. Tipe komunikasi asertif kita dapat menyatakan apa yang menjadi kebutuhan kita, tanpa merusak relasi dengan orang lain. Seornag guru sangat penting menjadi seorang komunikator yang asertif.
Dalam usaha membangun keselarasan berkomunikasi, seorang coach juga perlu belajar menyamakan posisi diri pada saat coaching berlangsung. Beberapa tips singkat yang dapat seorang coach lakukan, yaitu:
- Menyamakan kata kunci
- Menyamakan bahasa tubuh
- Menyelaraskan emosi
2. Pendengar aktif
Mendengarkan adalah bagian dari proses komunikasi yang akan membangun relasi kita dengan orang lain.Untuk itu kita perlu fokus untuk mendengarkan lawan bicara kita, salah satunya dengan tetap memandang wajah lawan bicara kita.
Terdapat 5 teknik menjadi pendengar aktif, yaitu:
- Memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita dalam menyampaikan pesan.
- Tunjukkan bahwa kita mendengarkan.
- Menanggapi perasaan dengan tepat
- Parafrase
- Bertanya
3. Bertanya efektif
Manfaat bertanya efektif, yaitu:
- Membantu lawan bicara untuk menstimulasi pemikirannya
- Memberikan perspektif yang lebih luas
- menghasilkan pemahaman yang mendalam
- memberdayakan potensi lawan bicara dalam menganalisa topik yang ada
- memotvasi diri dalam mengambil keputusan
Terdapat 6 jenis pertanyaan yang akan membantu seorang coach dalam menggali Coachee, yaitu:
- Pertanyaan terbuka, untuk mengeksplorasi pemikiran atau jawaban secara lebih luas. contoh: Coba ceritakan hambatan yang kamu hadapi? Mengapa kamu berpikir demikian?
- Pertanyaan berfokus pada tujuan, untuk mengarahkan coachee pada asil akhir diskusi untuk mencapai solusi. Contoh: apa hasil akhir yang kamu harapkan? apa makna sebuah kesuksesan bagimu?
- Pertanyaan Reflektif, mengulang kembali sebagian dari bahan diskusi. Lawan bicara akan merasa didengarkan. Contoh: Dari proses kerjasama dnegan teman-teman, apakah ada hal-hal yang merupakan proses bersama? Bagaimana hasil analisa kelemahan dan kekuatan rancangan program yang telah kamu buat?
- Pertanyaan Eksplorasi, untuk menggali lebih lanjut untuk mengeluarkan potensi atau ide Coachee. Contoh: Dari semua pilihan yang ada, apa yang berbeda dari sebelumnya? Masih adakah yang belum kamu ungkapkan?
- Pertanyaan yang mengukur pemahaman, bertujuan agar lawan bicara memahami situasi yang dihadapi. Contoh: Apa yang sudah kamu pahami sejauh ini tentang hal tersebut? Persepsimu tentang lingkungan kerjamu saat ini seperti apa?
- Pertanyaan Aksi, mendorong Coachee untuk menentukan langkah maju yang sudah ditunjukan dalam langkah nyata yang relevan. Contoh: Kriteria keberhasilan saat ini apa? Komitmen untuk melakukan ini bagaimana?
Terdapat 2 bentuk pertanyaan yang perlu dihindari dalam proses Coaching, yaitu:
- Pertanyaan tertutup, pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak atau hanya 1 kata. Contoh: Apakah kamu akan melanjutkan ke Universitas Negeri?
- Pertanyaan yang mengarahkan, yaitu seperti menyiratkan jawaban dari Coachee kita. Contoh: sepertinya kita perlu mendiskusikan jadwal pelaksanaan kegiatan sosial yang telah kamu rancang.
4. Umpan balik positif
Umpan balik dalam Coaching bertujuan untuk membangun potensi coachee dan menginspirasi mereka untuk berkarya.
Terdapat beberapa cara dalam menyampaikan umpan balik, yaitu:
- Langsung diberikan saat komunikasi
- spesifik-fokus pada apa yang dikatakan
- faktor emosi-mengikutsertakan emosi yang dirasakan
- Apresiasi-menyertakan motivasi positif
Coaching merupakan sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan yang bertujuan untuk membantu para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agar hidupnya menjadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci dari proses coaching karena pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam coaching merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat menemukan jawaban dari apa yang dia temukan sendiri, bukan dengan diarahkan atau digurui.
TIRTA
TIRTA singkatan dari:
Tujuan
Tujuan umum merupakan tujuan yang disepakati oleh coach dan coachee sebelum coaching dilakukan (idealnya tujuan ini datang dari coachee). Hal yang dapat ditanyakan coach:
a. Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
c. Apa tujuan dari pertemuan ini?
d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?
Identifikasi
Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada sesi. Adapun hal-hal nyang dapat ditanyakan, yaitu:
a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang?
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
c. Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
f. Apa solusinya?
Rencanaa Aksi
Pengembangan ide atau alternatif solusi yang akan dibuat. Coach dapat bertanya:
a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu?
d. Bagaimana jangka waktunya?
e. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
f. Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?
Tangung Jawab
Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan langkah selanjutnya. Hal yang dapat ditanyakan:
a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi?
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?
Dari segi bahasa, Tirta berarti air. Kita ibaratkan murid kita seperti air, yang bebas mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Tugas guru adalah menjaga air agar tetap mengalir tanpa hambatan.
Sumber: Modul 2.3 Guru Penggerak
Luar biasa
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung bu guru, semoga bermanfaat
DeleteTerima kasih pak Iwayan atas Rangkumannya
Deletesama2 pak, semoga bermanfaat
DeleteTerima kasih Pencerahannya...
ReplyDeletesama2 bapak, terima kasih sudah berkunjung
Deleteizin menjadikan referensi, trimakasih
ReplyDeleteSilahkan bapak, terima kasih sudah berkunjung
DeleteRangkumannya sangat membantu
ReplyDeletesama2 pak, semoga bermanfaat
Deleteluar biasa pak yan semoga bisa memberikan informasi yang bermakna
ReplyDeleteSemoga bermanfaat
Delete